Postingan

Review Buku : Si Parasit Lajang ; Ayu Utami

Gambar
Buku ini adalah buku ketiga karya Ayu Utami yang saya baca. Buku pertama dan kedua adalah sebuah Dwilogi, Saman (1998) dan Larung (2001). Selalu menyenangkan membaca karya-karya dari Ayu Utami karena dia menggelitik pola pikir kita tentang kita. Ya, pola pikir kita sendiri sebagai suatu masyarakat. Jika dalam Saman lebih banyak bercerita tentang pergulatan di era Orde Baru, maka di buku Parasit Lajang ini Ayu Utami bercerita tentang kesehariannya. Seperti membaca buku harian kita akan menemukan sentilan-sentilan cerdas dan jenaka. Tidak ada yang tabu atau aneh dalam pemakaian kata dan kiasan oleh Ayu Utami, yang menurut saya itu adalah kelebihannya. Segalanya tampak alami. Buku ini sangat cocok dibaca ketika kita sedang bersantai di hari sabtu-minggu. Ringan, menyenangkan dan menggelitik kesadaran kita.  Karena saya mengidolakan Harumi Murakami, Pramoedya Ananta Toer, Erin Morgenstern. Tampaknya saya merevisi list diatas karena saya akan menambahkan Ayu Utami. Sebagai penulis yang kr

Review Buku : Ronggeng Dukuh Paruk

Gambar
Dalam posting in saya akan mengulas sedikit tentang buku Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Ini adalah buku yang sempat dilarang beredar di era Orde Baru karena latar belakang cerita di era revolusi 1965. Buku ini tentang kesederhanaan dan kegesitan masyarakat akar rumput tetap hidup meskipun dililit kemiskinan. Pada awal-awal cerita kita akan terkejut Ahmad Tohari mampu menuliskan dengan sangat puitis dan elok kehidupan sebuah Pedukuhan sederhana yang bernama Dukuh Paruk. Pemilihan bahasa yang tanpa cela membuat kita larut dalam dunia Ahmad Tohari. Bahkan menurut saya, gaya penulisan Ahmad Tohari dalam bercerita lebih bagus dari Pramoedya Ananta Toer di tetralogi bumi manusia. Buku ini membuka kembali semua sensor yang pernah diterapkan oleh rezim orde baru. Karena perjalanan Srintil dan Rasus, dua tokoh utama dalam buku ini berada dalam lini masa sebelum dan sesudah G30S 1965, kontroversi adalah hal yang wajar. Yang saya tangkap dalam buku ini bukanlah propaganda tentang ko